1920x600-TOP-ID
ID
ID
previous arrow
next arrow

SBOTOP Eksperimen Erik ten Hag Gagal: Noussair Mazraoui Tampil Sebagai Nomor 10 Saat MU Ditahan Fenerbahce

Erik ten Hag dikenal sebagai pelatih yang cerdik dan berani mengambil risiko dalam menerapkan taktiknya. Sejak bergabung dengan Manchester United, mantan pelatih Ajax ini sering membuat keputusan yang mengejutkan, baik dari sisi formasi, strategi, maupun pemilihan pemain. Namun, tidak semua eksperimennya Jadwal Final 2024 berhasil. Salah satu eksperimen yang baru-baru ini ia lakukan adalah memainkan Noussair Mazraoui, bek sayap yang biasanya beroperasi di sektor kanan, sebagai pemain nomor 10 ketika Manchester United ditahan imbang 1-1 oleh Fenerbahce dalam laga Liga Champions.

Keputusan untuk menempatkan Mazraoui di posisi sentral tersebut menimbulkan tanda tanya besar di kalangan pengamat dan pendukung Setan Merah. Bagaimana seorang bek sayap, yang biasanya lebih fokus pada pertahanan dan serangan di sayap, tiba-tiba diharapkan menjadi kreator serangan di lini tengah? Eksperimen ini, meskipun berani, terbukti tidak memberikan hasil yang diinginkan. Di bawah ini kita akan membahas lebih jauh tentang alasan di balik keputusan tersebut, performa Mazraoui selama pertandingan, dan dampaknya terhadap hasil akhir laga.

Alasan di Balik Eksperimen Erik ten Hag

Sejak awal musim, Manchester United menghadapi berbagai masalah cedera dan penurunan performa dari beberapa pemain kunci di lini tengah. Bruno Fernandes, yang biasanya menjadi jenderal lini tengah dan beroperasi Skor Final 2024 sebagai nomor 10, mengalami penurunan performa, sementara pemain seperti Christian Eriksen dan Donny van de Beek belum menunjukkan konsistensi yang diharapkan. Situasi ini membuat Erik ten Hag mencari solusi alternatif untuk meningkatkan kreativitas serangan timnya.

Noussair Mazraoui, yang merupakan bek sayap serbaguna, memiliki kecepatan, stamina, dan kemampuan teknis yang mumpuni. Di Ajax, di bawah asuhan Erik ten Hag, Mazraoui pernah ditempatkan di beberapa posisi berbeda, termasuk sebagai gelandang bertahan dalam situasi tertentu. Namun, penempatannya sebagai nomor 10 di pertandingan melawan Fenerbahce adalah sesuatu yang baru dan mengejutkan.

Ten Hag mungkin melihat potensi Mazraoui untuk memecah kebuntuan di lini tengah yang lesu, terutama dengan kemampuannya dalam mengolah bola dan bergerak cepat. Namun, peran nomor 10 membutuhkan kemampuan membaca permainan yang sangat tajam, visi luar biasa, dan kemampuan memberikan umpan yang tepat sasaran—kualitas yang mungkin belum sepenuhnya dimiliki oleh Mazraoui dalam peran tersebut.

Performa Mazraoui di Lapangan

Selama pertandingan, terlihat bahwa Mazraoui merasa tidak nyaman dengan peran barunya sebagai nomor 10. Meskipun ia beberapa kali mampu membawa bola ke depan dan menunjukkan ketenangan di bawah Agen Liga 2024 tekanan, ia kesulitan untuk memberikan umpan-umpan kunci yang biasanya diharapkan dari seorang gelandang kreatif. Tugas yang biasanya diemban oleh Bruno Fernandes atau Eriksen, seperti mengatur ritme permainan, menciptakan peluang, dan menjadi penghubung antara lini tengah dan lini depan, tampak terlalu berat bagi Mazraoui.

Mazraoui sering kali terlihat kembali ke posisi yang lebih defensif atau bergerak ke sayap kanan, naluri alami seorang bek sayap. Hal ini menyebabkan kekacauan dalam struktur serangan Manchester United, karena tidak ada pemain yang benar-benar mengambil alih peran playmaker. Penyerang seperti Marcus Rashford dan Mason Greenwood tampak kebingungan karena kurangnya suplai bola berkualitas dari lini tengah, sementara Fenerbahce dengan nyaman mempertahankan formasi defensif mereka.

Selain itu, peran Mazraoui sebagai nomor 10 membuat pertahanan Manchester United lebih rentan. Biasanya, pemain nomor 10 juga berperan dalam menekan pemain lawan dan memulai tekanan dari lini depan. Namun, Mazraoui yang lebih terbiasa bermain sebagai bek tidak memiliki insting yang tepat untuk menjalankan tugas ini. Hal ini membuat Fenerbahce beberapa kali berhasil melakukan serangan balik yang berbahaya.

Dampak Terhadap Hasil Pertandingan

Hasil akhir pertandingan, yang berakhir dengan skor 1-1, menunjukkan bahwa eksperimen ini tidak berjalan sesuai harapan. Gol Manchester United datang dari situasi bola mati, bukan dari permainan terbuka yang diharapkan Erik ten Hag dari timnya. Fenerbahce, di sisi lain, mampu memanfaatkan celah di lini tengah Manchester United untuk menciptakan peluang dan akhirnya menyamakan kedudukan.

Banyak pengamat dan pendukung menilai bahwa eksperimen ini justru menghambat performa tim secara keseluruhan. Ketidakhadiran playmaker alami di lini tengah membuat permainan Manchester United terlihat kurang terorganisir, dengan serangan yang tidak terstruktur dan sering kali terputus sebelum mencapai lini depan. Fenerbahce, meskipun bukan tim favorit dalam pertandingan ini, mampu tampil solid dan mendapatkan hasil yang pantas dengan pertahanan yang rapat dan serangan balik yang efektif.

Setelah pertandingan, Erik ten Hag mengakui bahwa eksperimen ini tidak memberikan hasil yang diinginkan, tetapi ia tetap membela keputusannya untuk mencoba sesuatu yang berbeda. “Kami harus mencari solusi ketika pemain kunci tidak dalam performa terbaik atau tidak tersedia. Saya tahu Mazraoui memiliki kemampuan yang luar biasa, dan saya percaya dia bisa memainkan peran ini. Namun, kami akan mengevaluasi kembali strategi ini untuk pertandingan selanjutnya,” ujar Ten Hag dalam konferensi pers pasca-pertandingan.

Refleksi dan Pelajaran yang Dapat Diambil

Eksperimen ini memberikan pelajaran penting bagi Erik ten Hag dan staf kepelatihannya. Meskipun fleksibilitas pemain adalah kualitas yang sangat dihargai dalam sepak bola modern, menempatkan pemain di posisi yang sangat berbeda dari peran alami mereka bisa berisiko. Dalam hal ini, Noussair Mazraoui tidak berhasil memenuhi harapan sebagai nomor 10, dan hal itu mempengaruhi dinamika permainan secara keseluruhan.

Bagi Mazraoui sendiri, pengalaman ini mungkin menjadi bagian dari proses pembelajaran dalam kariernya. Sebagai pemain muda yang memiliki potensi besar, ia bisa memanfaatkan pengalaman ini untuk lebih memahami taktik permainan dari berbagai perspektif. Namun, pada saat yang sama, penting bagi Manchester United untuk menyadari bahwa tidak semua eksperimen taktik akan membuahkan hasil yang positif, terutama dalam pertandingan penting seperti Liga Champions.

Kesimpulannya, eksperimen Erik ten Hag dengan menempatkan Noussair Mazraoui sebagai nomor 10 dalam pertandingan melawan Fenerbahce adalah sebuah langkah berani yang sayangnya tidak memberikan hasil yang diharapkan. Meskipun Mazraoui memiliki kualitas teknis yang baik, peran sebagai playmaker tampaknya bukan posisi yang ideal baginya. Manchester United harus segera menemukan solusi yang lebih efektif untuk mengatasi masalah di lini tengah mereka, terutama jika mereka ingin bersaing di level tertinggi dalam kompetisi domestik maupun Eropa.

Baca Juga:

TAGS:
CLOSE