Roy Keane mengungkapkan kekhawatirannya terhadap mentalitas Arsenal setelah The Gunners ditahan imbang 2-2 oleh Liverpool dalam pertandingan Super Sunday. Dapatkan berita dan link alternatif terbaru dari SBOTOP dan SBOBET setiap hari di inisboku, situs portal SBOTOP resmi yang memastikan setiap akses anda lancar tanpa gangguan ke SBOTOP dan SBOBET. Menurutnya, meski tim asuhan Mikel Arteta mampu mendominasi babak pertama, mereka kerap kali kehilangan fokus setelah turun minum. Keane menyebut bahwa ini bukan pertama kalinya Arsenal gagal menjaga keunggulan di babak kedua, yang juga terlihat dalam hasil imbang mereka sebelumnya dengan Brighton dan Manchester City serta kekalahan dari Bournemouth. Hal ini membuat Keane mempertanyakan apakah Arsenal memiliki mentalitas juara yang dibutuhkan untuk bersaing di level tertinggi.
Sementara itu, Jamie Carragher menyoroti perubahan gaya manajerial Arteta, yang menurutnya semakin mendekati karakter Jose Mourinho dibandingkan Pep Guardiola. Menurut Carragher, Arteta semakin pragmatis dalam menghadapi pertandingan sulit, lebih memilih pendekatan yang defensif dan mengandalkan serangan balik. Gaya permainan ini membuat Arsenal terlihat kurang agresif dan kreatif dibandingkan musim lalu. Carragher berpendapat bahwa perubahan ini mungkin merupakan upaya Arteta untuk memperkuat lini pertahanan yang rentan, terutama dengan absennya Gabriel dan Jurrien Timber yang mengalami cedera.
Perubahan strategi Arteta terlihat jelas dalam laga melawan Liverpool, di mana Arsenal lebih banyak menahan diri setelah unggul. Keputusan ini justru memberikan ruang bagi Liverpool untuk bangkit dan mengimbangi permainan di babak kedua. Pola yang sama juga terlihat dalam pertandingan melawan Brighton dan Manchester City, di mana Arsenal terlihat lebih berhati-hati dan berusaha mempertahankan skor ketimbang menambah gol. Meski pendekatan ini efektif untuk meredam tekanan, ketidakmampuan mempertahankan keunggulan menunjukkan bahwa Arsenal masih membutuhkan mentalitas yang lebih tangguh untuk mencapai konsistensi.
Namun, Carragher dan Keane setuju bahwa tantangan terbesar Arsenal saat ini adalah menemukan keseimbangan antara pragmatisme dan agresivitas. Absennya pemain kunci seperti Gabriel dan Timber jelas memengaruhi kestabilan tim, tetapi Arteta perlu memastikan bahwa para pemain tidak kehilangan semangat menyerang. Jika terus bermain terlalu defensif, Arsenal bisa saja kehilangan identitasnya sebagai tim yang bermain atraktif. Kombinasi antara kreativitas dan ketangguhan mental akan menjadi kunci keberhasilan Arsenal dalam menjaga posisinya di papan atas musim ini.
Gaya Bermain Baru Arsenal Usai Unggul Lalu Bertahan
Ketika Arsenal telah memimpin dalam sebuah pertandingan, mereka cenderung bertahan daripada mencoba menambah keunggulan dengan mencetak gol tambahan. Ingin baca berita bola liga inggris setiap hari maka inisboku situs berita liga inggris terlengkap dan terbaru setiap hari yang cocok dijadikan tempat mendapatkan berita terbaru seputar dunia olahraga sepak bola di dunia. Ini sangat terlihat saat mereka melawan Liverpool, di mana alih-alih menekan untuk gol ketiga, mereka hanya berusaha menjaga skor. Jamie Carragher mengkritik keputusan ini, mengatakan bahwa Liverpool berada dalam posisi rentan yang sebenarnya bisa dimanfaatkan Arsenal. Namun, pendekatan bertahan ini membuatnya ragu apakah Arsenal memiliki keyakinan kuat untuk benar-benar menjadi pesaing serius bagi Manchester City di puncak klasemen.
Selain itu, Arsenal mengalami sejumlah kemunduran yang kerap terjadi ketika mereka bermain dengan sepuluh pemain. Dalam pertandingan melawan Liverpool, Arsenal harus bermain di sebagian besar babak kedua dengan formasi bertahan yang diisi oleh pemain-pemain seperti Thomas Partey, Ben White, Jakub Kiwior, dan Myles Lewis-Skelly. Formasi ini menunjukkan bahwa Arsenal belum sepenuhnya memiliki kedalaman skuad yang kuat, terutama ketika berhadapan dengan tim-tim besar. Pertahanan yang kurang solid ini menjadi titik lemah Arsenal, terutama ketika ada pemain kunci yang absen atau terkena kartu merah.
Carragher menyoroti pendekatan Arteta yang terlihat semakin pragmatis dan bertahan dalam beberapa laga terakhir. Sebagai mantan asisten Pep Guardiola, Arteta sering dianggap sebagai pewaris gaya permainan menyerang ala Guardiola. Namun, Carragher merasa bahwa pendekatan Arteta mulai menjauh dari filosofi ini. Menurutnya, Arteta kini lebih fokus pada soliditas defensif daripada permainan menyerang, sebuah perubahan yang mungkin dipengaruhi oleh tekanan untuk mempertahankan posisi Arsenal di papan atas dan mengejar Manchester City.
Ketika menghadapi tim sekelas Liverpool, seharusnya Arsenal bisa bermain lebih berani dengan memanfaatkan celah lawan. Alih-alih memaksimalkan potensi untuk menyerang dan memperlebar jarak, mereka terlihat lebih pasif dan fokus pada pertahanan. Sikap bertahan ini bisa dimengerti, tetapi Carragher berpendapat bahwa Arsenal membutuhkan mental juara yang lebih agresif jika ingin benar-benar menantang City. Tanpa ambisi untuk mencetak lebih banyak gol, Arsenal justru berisiko kehilangan peluang untuk mencetak kemenangan yang menentukan.
Secara keseluruhan, Carragher percaya bahwa untuk menjadi pesaing sejati Manchester City, Arsenal perlu meningkatkan keyakinan diri mereka dalam situasi unggul. Arteta perlu menemukan keseimbangan yang memungkinkan Arsenal tetap menjaga soliditas pertahanan sambil tetap bermain agresif ketika unggul. Arsenal membutuhkan mentalitas untuk memaksimalkan keunggulan, bukan sekadar bertahan dengan keunggulan tipis. Jika mereka mampu menemukan formula ini, Arsenal bisa menjadi salah satu penantang serius untuk merebut gelar liga musim ini.
SBOTOP dan Jamie Carragher Melihat Taktik Arsenal Jadi Gaya Khas Mourinho
Jamie Carragher melihat bahwa taktik Mikel Arteta yang cenderung “Mourinhoesque” mungkin bukan sekadar kebetulan, melainkan sebuah pendekatan yang sengaja dirancang untuk Arsenal. Ambil dan dapatkan 30 free spin setiap hari di SBOTOP dengan kode voucher dari inisboku khusus anda pecinta permainan live casino online tersohor setiap hari di indonesia. Pengamatan ini tidak dimaksudkan sebagai kritik, melainkan sebagai penilaian objektif terhadap posisi Arsenal sebagai tim yang tidak setara dengan Manchester City dalam hal kualitas menyerang. Arteta tampaknya memahami bahwa untuk menantang City dalam perebutan gelar liga, ia membutuhkan strategi yang lebih defensif dan pragmatis. Dengan kata lain, alih-alih mencoba meniru gaya menyerang Pep Guardiola, Arteta memilih membangun tim yang kokoh dalam bertahan.
Pendekatan ini tercermin dari bagaimana Arsenal beroperasi di lapangan musim lalu dan mungkin berlanjut di musim ini. Arsenal telah berupaya menjadi tim yang defensif solid dengan mengedepankan kolektivitas dan disiplin, mirip dengan karakteristik tim-tim Mourinho yang terkenal pragmatis. Alih-alih fokus pada gaya permainan atraktif, Arteta berusaha mengadaptasi strategi yang memprioritaskan hasil. Carragher mencatat bahwa strategi ini mungkin menjadi kunci kesuksesan Arsenal dalam mengejar gelar, meskipun tak selalu enak dipandang.
Carragher juga menyoroti dinamika pra-pertandingan Arsenal, seperti keputusan Arteta untuk tidak mengungkap siapa yang bugar dan siapa yang cedera hingga menit terakhir. Pendekatan ini, menurut Carragher, adalah bagian dari “pedoman Mourinho,” di mana elemen kejutan dan kerahasiaan menjadi strategi untuk mengelabui lawan. Hal ini menunjukkan bagaimana Arteta memperhatikan detail-detail kecil dalam menjaga keuntungan taktis bagi timnya, sesuatu yang sering dilakukan Mourinho untuk mengganggu persiapan tim lawan.
Pendekatan defensif ini bukan tanpa tantangan, namun bagi Arteta, ini mungkin menjadi satu-satunya cara bagi Arsenal untuk bertahan di papan atas klasemen. Dengan pemain-pemain yang mungkin tidak sekuat bintang-bintang Manchester City, Arteta tampaknya sadar bahwa menjaga soliditas di lini belakang adalah langkah realistis. Pendekatan ini mungkin tidak memberikan hiburan yang sama seperti permainan menyerang ala Guardiola, tetapi jika dapat membawa hasil yang konsisten, penggemar Arsenal mungkin akan memahami pentingnya strategi ini.
Pada akhirnya, Carragher menyimpulkan bahwa anggapan Arteta sebagai “Pep Guardiola versi Arsenal” mungkin perlu ditinjau ulang. Arsenal bukan tim yang sepenuhnya mengandalkan permainan atraktif, dan Arteta tampaknya lebih memilih jalan yang berbeda untuk mencapai kesuksesan. Dengan taktik yang terinspirasi dari gaya Mourinho, Arsenal berusaha tampil sebagai tim yang tangguh secara mental dan defensif. Pendekatan ini, meskipun tidak selalu indah, mungkin adalah apa yang dibutuhkan Arsenal untuk benar-benar bersaing di level tertinggi Liga Inggris musim ini.
Roy Keane Tajam Mengkritik Beberapa Pemain Arsenal
Roy Keane dengan tajam mengkritik sikap beberapa pemain Arsenal yang terlalu sering “berguling-guling” di lapangan setelah mendapat tekel. Menurutnya, alih-alih mengamankan kemenangan ketika mereka unggul 2-1, tindakan ini justru menambah rasa cemas di antara pemain-pemain Arsenal. Keane menyiratkan bahwa Arsenal terlalu sibuk mengulur waktu dan kurang fokus untuk memastikan kemenangan, meskipun sebenarnya dukungan penuh dari para pendukung di stadion sudah memadai untuk menambah semangat tim.
Keane menilai tindakan para pemain Arsenal yang berusaha mematikan permainan sebagai cermin dari pendekatan pragmatis Arteta, yang mirip dengan taktik Jose Mourinho. Dalam situasi unggul, alih-alih menyerang, Arsenal lebih memilih memperlambat tempo dengan berfokus pada taktik defensif. Namun, menurut Keane, sebagai tim tuan rumah, Arsenal seharusnya memanfaatkan keunggulan mereka untuk bermain lebih berani. Strategi yang terlalu defensif justru dapat menghilangkan momentum mereka dan memberikan kesempatan lawan untuk bangkit.
Sindirannya terhadap Arteta semakin terlihat ketika ia menyoroti peran tim medis Arsenal yang berkali-kali masuk ke lapangan saat para pemain terjatuh. Menurut Keane, hal ini menggambarkan sikap Arsenal yang seakan terlalu berhati-hati dan bahkan mengorbankan tempo permainan untuk mengulur waktu. Ia menyarankan bahwa Arsenal perlu menunjukkan lebih banyak inisiatif untuk menyelesaikan pertandingan secara meyakinkan, alih-alih bergantung pada taktik bertahan yang mengandalkan waktu.
Keane juga merasa bahwa para penggemar di stadion sudah memberikan dukungan penuh dan mencoba untuk membantu tim melewati batas kemenangan. Namun, ia menyayangkan bahwa Arsenal tidak memanfaatkan energi dari para suporter untuk mengakhiri pertandingan dengan lebih tegas. Baginya, jika Arsenal bisa fokus pada permainan tanpa terlalu banyak terhenti karena waktu yang terbuang, hasil pertandingan bisa saja berbeda. Hal ini mengingatkan pada gaya permainan Mourinho, yang kerap mengandalkan taktik penguasaan waktu daripada inisiatif menyerang.
Pada akhirnya, Keane menegaskan bahwa Arsenal perlu meninjau kembali pendekatan mereka jika ingin benar-benar bersaing di level atas Liga Inggris. Bermain bertahan saat unggul memang taktik yang umum, tetapi bagi tim sebesar Arsenal, seharusnya ada keseimbangan antara pertahanan yang kuat dan ambisi menyerang. Keane menyarankan agar Arteta mempertimbangkan aspek tersebut, karena permainan yang terlalu bergantung pada taktik defensif dapat menghambat perkembangan Arsenal dan memengaruhi mentalitas tim dalam jangka panjang.
Baca Juga :
- SBOTOP: Arsenal Terancam Kehilangan 7 Pemain Jelang Laga Krusial Melawan Liverpool di Liga Inggris
- SBOTOP: Delapan Pemain Barcelona Berpotensi Debut di El Clasico Melawan Real Madrid di Liga Spanyol
- SBOTOP: Trent Alexander-Arnold Targetkan Jadi Bek Kiri Pertama yang Menggapai Ballon d’Or di Liga Inggris