Pertandingan sengit antara Manchester United dan Newcastle di Old Trafford menyisakan kontroversi terkait penggunaan VAR. mainkan slot online gacor SBOTOP di situs terpercaya SBOTOP yang sudah terbukti menjadi situs pertama dan terpopuler di indonesia. Insiden ini terjadi saat penyerang Newcastle, Anthony Gordon, ditangkap oleh Sofyan Amrabat di dalam kotak penalti. Kontak tersebut menyebabkan tanda tiang yang menusuk kaus kaki Gordon, namun tidak dianggap sebagai pelanggaran oleh wasit. Keputusan ini memicu reaksi keras dari Gordon dan para pendukung Newcastle.
Anthony Gordon, yang merasa dirugikan, secara terbuka mempertanyakan efektivitas VAR dalam pertandingan ini. “Saya tidak mengerti apa gunanya VAR. Itu ada untuk memperbaiki kesalahan,” ujarnya dengan nada frustrasi. Penyerang Newcastle tersebut mengungkapkan kekecewaannya terhadap keputusan yang menurutnya seharusnya memberikan penalti bagi timnya. Momen ini menambah ketegangan dalam pertandingan yang sudah penuh dengan drama.
Kemenangan Manchester United dengan skor 3-2 atas Newcastle menjadi bahan perbincangan, bukan hanya karena hasil akhirnya, tetapi juga karena kontroversi VAR. Gol-gol dari tim tuan rumah termasuk kontribusi penting dari Amad Diallo dan Rasmus Hojlund, berhasil mengamankan tiga poin untuk Manchester United. Namun, keputusan wasit yang tidak memberikan penalti bagi Newcastle menjadi fokus utama setelah pertandingan.
Penggunaan VAR telah menjadi subjek perdebatan yang terus-menerus di dunia sepak bola, dan insiden ini menambah panjang daftar kontroversi terkait teknologi tersebut. Para pendukung Newcastle merasa dirugikan oleh keputusan wasit dan VAR, yang mereka anggap gagal memberikan keadilan dalam situasi penting. Kritik dari Gordon mencerminkan perasaan umum di antara mereka yang meragukan keefektifan VAR dalam menjalankan tugasnya.
Dalam konteks ini, perdebatan tentang penggunaan VAR di sepak bola tampaknya akan terus berlanjut. Insiden seperti yang dialami Anthony Gordon menunjukkan bahwa meskipun teknologi tersebut bertujuan untuk mengurangi kesalahan, implementasinya masih sering menimbulkan ketidakpuasan. Kemenangan Manchester United tetap diakui, namun diskusi tentang keputusan kontroversial ini akan terus bergema di kalangan penggemar dan analis sepak bola.
Pertandingan Kedua dengan Wolverhampton Jadi Titik VAR penyebab kekalahan
Pada hari yang sama ketika Wolverhampton Wanderers mengumumkan kampanye mereka untuk menghapus VAR dari Premier League musim depan, kontroversi baru muncul dalam pertandingan Manchester United melawan Newcastle. Dapatkan permainan judi online terbaik seperti live casino, judi bola online, dan game slot online. Penyerang Newcastle, Anthony Gordon, merasa dirugikan setelah wasit Robert Jones dan VAR Jarred Gillett mengabaikan banding penalti yang kuat. Insiden ini terjadi ketika Sofyan Amrabat terlihat terkena tumit Gordon saat berusaha memulihkan diri dari kesalahan. Keputusan tersebut memicu reaksi keras dari Gordon dan pendukung Newcastle.
Gordon, yang merasa frustasi dengan keputusan tersebut, mengungkapkan kekecewaannya terhadap VAR. “Saya telah menyaksikannya kembali dan itu jelas merupakan sebuah penalti. Saya tidak keberatan dengan keputusan wasit yang salah di lapangan, tetapi saya tidak mengerti apa gunanya VAR. Itu ada untuk memperbaiki kesalahan,” ujarnya. Pernyataan ini menyoroti kekecewaan yang mendalam terhadap teknologi yang seharusnya memberikan keadilan dalam pertandingan.
Penyerang Inggris tersebut menjelaskan bahwa Amrabat menjatuhkan dirinya ke arah Achilles-nya dan kemudian mendorongnya dari belakang. Menurut Gordon, ada dua pelanggaran sebelum Casemiro berhasil mendapatkan bola. “Amrabat menjatuhkan diri ke arah Achilles saya dan kemudian mendorong saya dari belakang. Casemiro mendapatkan bola tetapi ada dua pelanggaran sebelumnya. Saya tidak mengerti apa gunanya VAR,” tambahnya. Insiden ini menambah panjang daftar keluhan terhadap penggunaan VAR di liga.
Kampanye Wolverhampton Wanderers untuk menghapus VAR tampaknya mendapatkan dukungan dari insiden-insiden seperti ini, di mana teknologi tersebut dianggap gagal memberikan keadilan. Banyak pihak yang merasa bahwa VAR sering kali menimbulkan lebih banyak kontroversi daripada menyelesaikan masalah. Pendukung Newcastle dan Gordon sendiri merasa bahwa keputusan wasit yang tidak diubah oleh VAR telah merugikan tim mereka dalam pertandingan penting ini.
Kontroversi ini menambah tekanan pada Premier League untuk mengevaluasi kembali penggunaan VAR. Dengan semakin banyaknya keluhan dan insiden yang menunjukkan kegagalan teknologi ini dalam memberikan keputusan yang tepat, seruan untuk perubahan semakin menguat. Insiden antara Gordon dan Amrabat ini hanyalah salah satu contoh dari banyak situasi di mana VAR dianggap tidak berfungsi sesuai harapan.
Anthony Gordon Ceritakan Pengalaman Masalah VAR dengan Newcastle
Anthony Gordon menceritakan pengalamannya saat pertandingan antara Newcastle dan Manchester United, di mana ia merasa dirugikan oleh keputusan wasit dan VAR. Dapatkan penawaran spesial dan paling menguntungkan dari SBOTOP untuk jenis permainan live casino, judi bola EURO 2024 di indonesia. “Saya langsung tahu, itulah mengapa saya tidak mengajukan banding, karena saya tidak keberatan dengan keputusan wasit yang tidak memberikannya. Itu cepat. Tapi saya akan menunggu VAR untuk memeriksa,” kata Gordon. Ia menjelaskan bahwa meskipun tidak mengajukan protes, ia berharap VAR akan memperbaiki kesalahan yang jelas.
Gordon menunjukkan bahwa ia sudah memberi tahu rekan setimnya bahwa itu adalah penalti yang jelas. “Anda bisa melihat saya mengatakan kepada rekan setim saya bahwa itu adalah penalti yang jelas. Kemudian kami melanjutkan pertandingan dan saya tidak memiliki kaus kaki lagi. Bagaimana mungkin itu bisa terjadi,” tambahnya. Situasi ini mencerminkan frustrasi Gordon terhadap VAR yang tidak memberikan keputusan yang seharusnya membantu wasit.
Kekecewaan Gordon mencerminkan sentimen yang lebih luas di antara klub-klub lain di Premier League. Wolves, misalnya, telah berada di ujung tanduk dari beberapa keputusan kontroversial wasit musim ini dan percaya bahwa sistem peninjauan ulang keputusan “merusak nilai dari merek Premier League.” Mereka merasa bahwa VAR, alih-alih memperbaiki kesalahan, justru menciptakan lebih banyak kontroversi dan ketidakpuasan.
Sebagai tanggapan, Wolves telah mengajukan resolusi untuk memicu pemungutan suara di AGM liga pada bulan Juni mendatang, dengan tujuan menghapus VAR dari Premier League. Mereka akan membutuhkan dukungan dari 13 dari 19 klub lainnya untuk mencapai hal ini. Wolves kemungkinan akan mendatangi klub-klub lain untuk mendapatkan dukungan antara sekarang dan pertemuan bulan depan, berharap bahwa insiden seperti yang dialami Gordon akan membantu mereka mengumpulkan dukungan yang diperlukan.
Inisiatif Wolves ini menyoroti ketidakpuasan yang mendalam dengan VAR di antara beberapa klub Premier League. Jika mereka berhasil mendapatkan dukungan yang cukup, ini bisa menjadi titik balik penting dalam penggunaan teknologi di liga. Dengan berbagai insiden kontroversial yang terjadi musim ini, semakin banyak pihak yang mempertanyakan apakah VAR benar-benar membawa manfaat yang diharapkan atau justru merusak esensi dan nilai kompetisi.
Mauricio Pochettino Ungkat Kecewa Atas Kartu Merah
Mauricio Pochettino mengungkapkan kekecewaannya atas kartu merah yang diterima Reece James di menit-menit akhir pertandingan saat Chelsea mengalahkan Brighton dengan skor 2-1. Kemenangan ini membawa Chelsea mendekati kualifikasi Eropa, tetapi insiden tersebut menjadi noda dalam kemenangan penting itu. “Sangat menyakitkan melihat Reece diusir keluar lapangan, terutama setelah upaya kerasnya untuk kembali dari cedera,” ujar Pochettino, menyoroti betapa pentingnya James bagi tim.
Kapten Chelsea, Reece James, diusir keluar lapangan untuk kedua kalinya musim ini setelah menendang penyerang Brighton, Joao Pedro, pada menit ke-88. Insiden ini terjadi setelah tinjauan VAR yang panjang, memperpanjang daftar momen kontroversial yang melibatkan teknologi ini di Premier League. James, yang baru saja kembali dari operasi hamstring, hanya bermain selama 19 menit sebelum insiden tersebut terjadi, menambah penderitaan dalam musim yang penuh cedera baginya.
Kartu merah tersebut berarti James akan menghadapi larangan bermain selama empat pertandingan, yang membuatnya tidak dapat bermain lagi sebelum Gareth Southgate mengumumkan skuat awal Euro 2024. Ini adalah pukulan besar bagi pemain bertahan Inggris itu, yang baru saja pulih dan berusaha untuk mendapatkan tempat dalam tim nasional. Pochettino menyatakan, “Ini adalah waktu yang sulit bagi Reece. Dia telah bekerja keras untuk kembali ke lapangan, dan sekarang dia harus menghadapi penangguhan lagi.”
Meski demikian, kemenangan atas Brighton membawa Chelsea lebih dekat ke kualifikasi Eropa, sebuah prestasi penting dalam musim yang penuh tantangan. Gol-gol dari pemain depan mereka memastikan tiga poin krusial, meskipun situasi akhir pertandingan menciptakan suasana yang lebih tegang. Pochettino memuji penampilan timnya, tetapi mengakui bahwa mereka harus lebih disiplin di lapangan untuk menghindari insiden serupa di masa depan.
Insiden ini menambah beban bagi Chelsea dan Reece James, mengingat pentingnya kehadiran sang kapten di lapangan. Pochettino dan timnya kini harus mencari cara untuk mengatasi absennya James dalam beberapa pertandingan mendatang. “Kami harus belajar dari ini dan terus bergerak maju,” kata Pochettino. “Kami tahu betapa pentingnya Reece bagi tim, dan kami akan mendukungnya melalui masa sulit ini.”
Baca Juga :