Pertemuan antara Juventus dan Manchester City selalu menjadi sorotan dunia sepak bola. Namun, laga terbaru mereka menciptakan cerita yang cukup mengejutkan, khususnya bagi kubu Manchester City. Dalam duel yang SBOTOP Alternatif berlangsung di Allianz Stadium tersebut, Juventus berhasil menunjukkan dominasinya atas klub asal Inggris itu. Pertandingan ini menyisakan beberapa fakta menarik yang tak hanya menyoroti hasil laga, tetapi juga posisi Manchester City di kancah kompetisi Eropa. Berikut adalah empat fakta menarik dari duel ini.
Dominasi Juventus di Kandang
Juventus kembali membuktikan bahwa Allianz Stadium adalah benteng tangguh bagi siapa pun lawan yang datang bertandang. SBOTOP Login Dalam laga melawan Manchester City, Juventus tampil percaya diri sejak menit pertama. Mereka berhasil mencetak dua gol tanpa balas melalui aksi Federico Chiesa dan Dusan Vlahovic.
Dominasi Juventus tidak hanya terlihat dari skor akhir, tetapi juga dari statistik pertandingan. Tim asuhan Massimiliano Allegri ini menguasai 60% penguasaan bola dan menciptakan 15 tembakan, dengan 8 di antaranya tepat sasaran. Sebaliknya, Manchester City hanya mampu melepaskan 7 tembakan dengan 2 yang mengarah ke gawang.
Kemenangan ini memperpanjang catatan impresif Juventus di kandang saat menghadapi tim-tim asal Inggris. Dalam 10 pertemuan terakhir melawan klub Liga Inggris di Allianz Stadium, Juventus mencatatkan 7 kemenangan, 2 hasil imbang, dan hanya sekali kalah. Catatan ini semakin menegaskan reputasi Juventus sebagai salah satu tim terkuat di kompetisi Eropa.
Performa Mengecewakan Manchester City di Liga Champions
Kekalahan dari Juventus semakin memperburuk catatan Manchester City di Liga Champions musim ini. Meskipun tampil perkasa di SBOTOP Slot Liga Inggris, The Citizens tampaknya kesulitan menunjukkan performa yang sama di kancah Eropa. Kekalahan dari Juventus menambah daftar buruk mereka dalam fase grup musim ini, dengan hanya meraih satu kemenangan dari empat pertandingan.
Masalah utama yang dihadapi Manchester City adalah ketidakmampuan mereka dalam mengatasi tekanan di pertandingan besar. Dalam laga melawan Juventus, lini tengah City yang biasanya dominan justru kesulitan mengimbangi kecepatan dan kreativitas pemain-pemain Juventus. Kevin De Bruyne, yang sering menjadi motor serangan City, tampak kehilangan sentuhannya. Sementara Erling Haaland, yang diharapkan menjadi solusi di lini depan, nyaris tidak mendapatkan peluang berarti.
Hasil ini memicu kritik dari berbagai pihak, termasuk dari para penggemar dan media Inggris. Beberapa bahkan menjuluki Manchester City sebagai “tim Liga Inggris terburuk” di kompetisi Eropa musim ini, mengacu pada performa mereka yang jauh di bawah ekspektasi.
Federico Chiesa, Bintang Lapangan
Salah satu sorotan utama dari pertandingan ini adalah penampilan gemilang Federico Chiesa. Pemain sayap Juventus tersebut SBOTOP tampil luar biasa dengan mencetak satu gol dan memberikan assist untuk gol kedua. Kecepatan, visi, dan kemampuan dribel Chiesa menjadi mimpi buruk bagi lini pertahanan Manchester City.
Gol Chiesa tercipta melalui aksi individu yang brilian. Ia berhasil melewati dua pemain bertahan City sebelum melepaskan tembakan keras yang tidak mampu dihentikan oleh Ederson. Selain mencetak gol, Chiesa juga aktif dalam membantu pertahanan, menunjukkan kerja kerasnya di kedua sisi lapangan.
Pelatih Massimiliano Allegri tidak ragu memberikan pujian kepada Chiesa setelah pertandingan. “Dia adalah pemain yang luar biasa. Kemampuannya untuk mengubah jalannya pertandingan sangat penting bagi kami,” kata Allegri dalam konferensi pers.
Penampilan Chiesa dalam laga ini semakin menegaskan statusnya sebagai salah satu pemain terbaik di Eropa saat ini. Dengan kontribusinya yang konsisten, tidak heran jika ia menjadi pemain kunci bagi Juventus dalam upaya mereka meraih kejayaan di Liga Champions.
Kritik Terhadap Taktik Pep Guardiola
Pep Guardiola dikenal sebagai salah satu pelatih terbaik di dunia, tetapi kekalahan dari Juventus membuat taktiknya kembali dipertanyakan. Dalam laga ini, Guardiola memilih formasi yang sedikit berbeda dari biasanya, dengan menempatkan Bernardo Silva di posisi gelandang bertahan. Keputusan ini dianggap sebagai kesalahan besar oleh banyak analis.
Lini tengah Manchester City terlihat kehilangan keseimbangan sepanjang pertandingan. Absennya Rodri, yang biasanya menjadi jangkar di lini tengah, sangat terasa. Bernardo Silva, meskipun memiliki kualitas teknik yang tinggi, tidak mampu memberikan perlindungan yang cukup untuk lini pertahanan.
Selain itu, keputusan Guardiola untuk tidak memainkan Phil Foden sejak awal juga menuai kritik. Foden, yang biasanya memberikan kreativitas di lini serang, baru masuk di babak kedua ketika City sudah tertinggal dua gol. Pergantian pemain yang dilakukan Guardiola pun dianggap terlambat untuk mengubah jalannya pertandingan.
“Taktik Guardiola kali ini terlalu rumit. Alih-alih bermain sesuai kekuatan tim, ia mencoba eksperimen yang akhirnya tidak berhasil,” ujar seorang komentator sepak bola Inggris.
Kekalahan dari Juventus memberikan banyak pelajaran bagi Manchester City. Meskipun mereka masih memiliki peluang untuk lolos dari fase grup, performa seperti ini jelas tidak cukup untuk bersaing di tahap-tahap selanjutnya. Guardiola dan timnya harus segera melakukan evaluasi untuk memperbaiki kelemahan yang ada.
Di sisi lain, kemenangan ini memberikan dorongan besar bagi Juventus. Mereka kini berada di puncak klasemen grup dan semakin dekat dengan tiket ke babak 16 besar. Penampilan solid di semua lini menunjukkan bahwa Juventus siap bersaing dengan tim-tim terbaik di Eropa musim ini.
Laga ini menjadi pengingat bahwa sepak bola adalah permainan yang penuh kejutan. Juventus berhasil memanfaatkan kelemahan Manchester City untuk meraih kemenangan, sementara City harus belajar dari kesalahan mereka. Pertemuan berikutnya antara kedua tim pasti akan menjadi salah satu yang paling dinantikan oleh penggemar sepak bola di seluruh dunia.
Baca Juga: