1920x600-TOP-ID
ID
ID
previous arrow
next arrow

SBOTOP 8 Pemain Bintang yang Meredup di Bawah Asuhan Jose Mourinho: Dari Kevin de Bruyne hingga Mohamed Salah

Jose Mourinho, seorang manajer sepak bola yang dikenal dengan karismanya dan keahliannya dalam taktik, telah melatih banyak klub besar di Eropa. Mulai dari Chelsea, Inter Milan, Real Madrid, hingga Manchester United, Mourinho telah bekerja sama dengan banyak pemain top dunia. Namun, meskipun memiliki SBOTOP Terpercaya reputasi sebagai salah satu pelatih terbaik di dunia, tidak semua pemain yang pernah dilatihnya berhasil bersinar di bawah arahannya. Beberapa justru meredup dan tidak mampu menunjukkan kemampuan terbaik mereka. Berikut adalah delapan pemain bintang yang meredup saat berada di bawah asuhan Mourinho.

Kevin de Bruyne

Kevin de Bruyne, gelandang serang asal Belgia yang saat ini menjadi salah satu pemain terbaik di dunia, pernah mengalami masa sulit di bawah asuhan Mourinho. De Bruyne bergabung dengan Chelsea pada tahun 2012, dan setelah dipinjamkan ke Werder Bremen, ia kembali ke Chelsea pada musim 2013/2014. Mourinho, yang saat itu menjadi manajer Chelsea, tidak memberikan banyak kesempatan bermain Live Skor 2024 bagi De Bruyne. Meskipun memiliki bakat luar biasa, ia hanya tampil dalam sembilan pertandingan di semua kompetisi selama setengah musim. Akhirnya, De Bruyne dijual ke Wolfsburg pada Januari 2014, di mana ia kemudian berkembang pesat dan menjadi pemain kunci di Bundesliga.

Keputusan Mourinho untuk tidak memberikan kesempatan lebih banyak kepada De Bruyne dianggap sebagai salah satu kesalahan terbesar dalam kariernya sebagai manajer. De Bruyne kemudian kembali ke Premier League bersama Manchester City pada tahun 2015 dan menjadi salah satu pemain terbaik di dunia, memenangi berbagai gelar dan penghargaan individu.

Mohamed Salah

Mohamed Salah adalah contoh lain dari pemain berbakat yang gagal bersinar di bawah Mourinho. Bergabung dengan Chelsea pada Januari 2014, Salah kesulitan mendapatkan waktu bermain di bawah Mourinho. Pemain asal Judi bola 2024  Mesir ini hanya membuat 19 penampilan untuk Chelsea sebelum dipinjamkan ke Fiorentina dan kemudian AS Roma. Di Italia, Salah menemukan kembali kepercayaan dirinya dan menunjukkan kualitas yang membuatnya menjadi salah satu penyerang paling mematikan di dunia.

Kegagalan Mourinho untuk mengembangkan bakat Salah di Chelsea menjadi sorotan setelah Salah kembali ke Premier League bersama Liverpool pada 2017. Di Anfield, Salah berkembang menjadi salah satu pemain terbaik di dunia, memenangkan Liga Champions, Premier League, dan berbagai penghargaan individu. Keputusan Mourinho untuk melepas Salah dari Chelsea kini sering dianggap sebagai salah satu kesalahan besar dalam karier manajerialnya.

Romelu Lukaku

Romelu Lukaku adalah pemain lain yang meredup di bawah asuhan Mourinho selama periode pertamanya di Chelsea. Lukaku bergabung dengan Chelsea pada 2011 dari Anderlecht sebagai salah satu prospek paling menjanjikan di Eropa. Namun, ia hanya tampil dalam 15 pertandingan untuk Chelsea selama tiga musim, di mana dua musim di antaranya dihabiskan sebagai pemain pinjaman di West Bromwich Albion dan Everton. Meskipun tampil impresif saat dipinjamkan, Mourinho tidak melihat Lukaku sebagai bagian penting dari rencananya di Chelsea.

Pada akhirnya, Lukaku dijual ke Everton pada tahun 2014, di mana ia menunjukkan kemampuan mencetak golnya yang luar biasa. Karier Lukaku kemudian membawa dia kembali ke Chelsea dan Manchester United, di mana ia kembali bekerja di bawah Mourinho. Namun, seperti pada periode sebelumnya, Mourinho tidak berhasil mengeluarkan potensi terbaik dari Lukaku, yang kemudian pindah ke Inter Milan dan menemukan kembali bentuk terbaiknya.

Juan Mata

Juan Mata adalah salah satu pemain paling kreatif dan berpengaruh di Chelsea sebelum kedatangan Mourinho pada tahun 2013. Mata telah memenangkan penghargaan Pemain Terbaik Chelsea selama dua musim berturut-turut dan menjadi favorit penggemar. Namun, kedatangan Mourinho mengubah segalanya. Manajer asal Portugal itu tidak melihat Mata sebagai bagian penting dari taktiknya, yang mengutamakan disiplin dan kerja keras.

Akibatnya, Mata sering dicadangkan dan akhirnya dijual ke Manchester United pada Januari 2014. Meskipun Mata masih mampu menunjukkan kemampuannya di Old Trafford, dia tidak lagi menjadi pemain bintang seperti saat di Chelsea. Keputusan Mourinho untuk melepas Mata dari Chelsea masih menjadi perdebatan, terutama mengingat kualitas dan kontribusinya yang signifikan selama berada di Stamford Bridge.

Iker Casillas

Iker Casillas, salah satu penjaga gawang terbaik dalam sejarah sepak bola, juga mengalami masa sulit di bawah asuhan Mourinho. Casillas, yang telah menjadi ikon di Real Madrid, kehilangan posisinya sebagai kiper utama di musim terakhir Mourinho di klub tersebut. Mourinho lebih memilih Antonio Adán dan kemudian Diego López sebagai kiper utama, yang menimbulkan kontroversi besar di kalangan penggemar dan media.

Keputusan Mourinho untuk mencadangkan Casillas, yang dianggap sebagai salah satu pemain paling berpengaruh di Real Madrid, menyebabkan ketegangan di ruang ganti dan akhirnya berkontribusi pada kepergian Mourinho dari klub pada tahun 2013. Meskipun Casillas tetap menjadi kiper utama setelah kepergian Mourinho, hubungan antara keduanya tidak pernah pulih, dan Casillas meninggalkan Real Madrid pada tahun 2015 untuk bergabung dengan Porto.

Ricardo Quaresma

Ricardo Quaresma adalah salah satu pemain yang sangat berbakat, tetapi tidak pernah mencapai potensinya di bawah asuhan Mourinho. Quaresma bergabung dengan Inter Milan pada tahun 2008, saat Mourinho menjadi manajer klub tersebut. Meskipun memiliki keterampilan teknis yang luar biasa, Quaresma kesulitan beradaptasi dengan sistem taktik Mourinho yang lebih mengutamakan disiplin dan kerja sama tim.

Quaresma hanya bermain dalam 24 pertandingan di semua kompetisi selama musim 2008/2009 dan akhirnya dipinjamkan ke Chelsea pada Januari 2009. Di Chelsea, dia juga tidak berhasil menunjukkan performa yang memuaskan dan kembali ke Inter sebelum akhirnya dijual ke Beşiktaş. Quaresma kemudian menemukan kembali bentuk terbaiknya di klub-klub seperti Beşiktaş dan Porto, tetapi kariernya di bawah Mourinho selalu dikenang sebagai periode yang mengecewakan.

Andriy Shevchenko

Andriy Shevchenko, salah satu penyerang paling produktif dalam sejarah sepak bola, juga mengalami masa sulit di bawah asuhan Mourinho. Shevchenko bergabung dengan Chelsea pada tahun 2006 dengan harapan besar setelah sukses besar di AC Milan. Namun, ia kesulitan beradaptasi dengan sepak bola Inggris dan taktik Mourinho.

Meskipun Mourinho mendukung kedatangan Shevchenko, pemain asal Ukraina ini tidak pernah benar-benar menemukan performa terbaiknya di Chelsea. Dia hanya mencetak 9 gol dalam 48 penampilan liga untuk klub dan sering cedera. Periode Shevchenko di Chelsea sering dianggap sebagai salah satu transfer yang gagal dalam sejarah Premier League, dan kegagalannya sering dikaitkan dengan ketidakmampuannya untuk menyesuaikan diri dengan gaya bermain yang diinginkan Mourinho.

Ricardo Kaká

Ricardo Kaká, pemenang Ballon d’Or 2007, juga mengalami kesulitan di bawah asuhan Mourinho saat berada di Real Madrid. Kaká bergabung dengan Madrid pada tahun 2009 dengan reputasi sebagai salah satu pemain terbaik di dunia, tetapi masalah cedera dan ketidakcocokan dengan taktik Mourinho membuatnya kesulitan untuk mendapatkan tempat reguler di tim utama.

Meskipun memiliki momen-momen cemerlang, Kaká tidak pernah mencapai tingkat performa yang sama seperti yang ditunjukkannya di AC Milan. Dia akhirnya meninggalkan Real Madrid pada tahun 2013 dan kembali ke Milan, sebelum mengakhiri kariernya di Major League Soccer bersama Orlando City. Kegagalan Kaká untuk bersinar di bawah Mourinho sering dikaitkan dengan masalah fisik dan taktik yang tidak sesuai dengan gaya permainannya.

Baca Juga:

TAGS:
CLOSE