Arsenal menghadapi masalah kedisiplinan serius di awal musim ini, setelah mendapatkan tiga kartu merah dalam delapan pertandingan pertama. Mainkan game online terbaru dan terupdate dari SBOTOP setiap hari dengan cukup mendaftar atau login SBOTOP bagi anda yang sudah memiliki akun di SBOTOP. SBOTOP situs game online terlengkap 2024 di asia dengan sediakan semua permainan dengan 1 user id anda dapat mendapatkan semua fitur dan penawaran terbaik setiap hari di SBOTOP. Pengusiran William Saliba saat melawan Bournemouth akhir pekan lalu menambah daftar kartu merah setelah Leandro Trossard dan Declan Rice juga diusir dalam pertandingan sebelumnya. Ketidakdisiplinan ini telah berdampak langsung pada performa tim, dengan Arsenal kehilangan poin di beberapa pertandingan penting. Hal ini membuat mereka tertinggal dari Liverpool dan Manchester City dalam perebutan gelar Premier League.
Jamie Carragher, mantan bek Liverpool, menyoroti masalah ini dan mengatakan bahwa ketidakdisiplinan Arsenal bisa menjadi penghambat besar bagi ambisi mereka musim ini. Arsenal kerap menunjukkan permainan ceroboh yang membuat pemain-pemain kunci mereka absen di saat yang paling krusial. Jika masalah ini tidak segera diatasi, peluang mereka untuk bersaing di papan atas Premier League akan semakin sulit. Carragher menekankan pentingnya menjaga komposisi pemain di lapangan jika Arsenal ingin mempertahankan persaingan ketat dengan tim-tim teratas.
Mikel Arteta sendiri menyadari betul dampak dari kartu merah yang diterima timnya. Dalam konferensi persnya, ia menyatakan bahwa bermain dengan 10 orang di level ini sangat sulit dan mempengaruhi upaya tim untuk memenangkan pertandingan. Arteta dengan tegas mengatakan bahwa Arsenal harus segera memperbaiki masalah kedisiplinan ini, karena hal tersebut jelas merugikan tim secara keseluruhan. Menurutnya, tidak ada ruang untuk kesalahan seperti ini jika mereka ingin meraih sukses di Premier League.
Ketidakdisiplinan Arsenal bukan hanya merugikan dari segi taktik, tetapi juga menciptakan tekanan ekstra bagi para pemain lainnya. Bermain dengan satu pemain lebih sedikit membuat tim harus bekerja lebih keras dan menguras energi. Ini tidak hanya mempengaruhi performa dalam satu pertandingan, tetapi juga bisa berdampak pada stamina dan kebugaran para pemain di laga-laga berikutnya. Arsenal harus segera mencari solusi untuk menjaga kestabilan di lapangan dan menghindari pengusiran pemain yang berulang.
Jika Arsenal ingin kembali ke jalur persaingan gelar, mereka harus belajar dari kesalahan ini dan meningkatkan disiplin mereka di lapangan. Kartu merah yang terlalu sering akan merusak momentum yang telah mereka bangun dan membuat mereka sulit bersaing dengan rival seperti Liverpool dan Manchester City. Arteta dan staf pelatihnya perlu mengambil tindakan tegas untuk mengatasi masalah ini agar Arsenal bisa tetap kompetitif di Premier League musim ini.
Kekecewaan Mikel Arteta Atas Kehilangan Poin Bagi Arsenal
Kekecewaan Mikel Arteta atas kehilangan poin Arsenal semakin dalam ketika ia melihat pola yang merugikan timnya. Dapatkan berita terbaru dari Arsenal setiap hari dengan berlangganan berita di inisboku secara gratis dengan cukup menggunakan email. Inisboku dengan reputasi terbaik sebagai portal berita bola terbaik di indonesia dari SBOTOP memastikan setiap berita disajikan dengan faktual dan cepat untuk semua pecinta berita bola liga inggris. The Gunners telah tampil gemilang dengan memenangkan lima dari lima pertandingan Liga Primer ketika mereka mampu menjaga ketenangan dan fokus. Namun, saat lengah, ketidakdisiplinan langsung menghantam mereka. Tiga kartu merah dalam delapan pertandingan awal musim menjadi masalah serius yang tak bisa diabaikan. Jamie Carragher juga menyuarakan kekhawatirannya, menegaskan bahwa kesalahan seperti ini akan berakibat fatal jika terus berlanjut.
Carragher menyoroti bahwa Arsenal bisa terjebak dalam kesulitan besar jika mereka tidak segera memperbaiki masalah disiplin ini. Meski musim masih panjang, jarak tiga atau empat poin dari Manchester City di tahap awal sudah cukup untuk membuat perburuan gelar semakin sulit. Ketika Arsenal bermain dengan 10 orang, mereka kehilangan momentum yang sudah dibangun dan hal ini berpotensi mengganggu perjalanan mereka sepanjang musim. Penting bagi Arteta untuk memastikan timnya tetap tenang dalam situasi tekanan tinggi.
Situasi aneh seperti ini, menurut Carragher, jarang terjadi dalam karir seorang manajer. Tiga kartu merah dalam delapan pertandingan adalah statistik yang sulit dijelaskan dan memalukan bagi tim dengan ambisi besar seperti Arsenal. Hal ini menjadi pengingat bahwa kedisiplinan dan kontrol di lapangan memainkan peran kunci dalam menjaga konsistensi performa. Arsenal harus segera menyadari bahwa kemenangan tidak hanya datang dari kemampuan teknis, tetapi juga dari mentalitas dan pengendalian emosi.
Meskipun Arsenal memiliki potensi besar untuk bersaing di papan atas, mereka harus memperbaiki masalah mendasar ini. Kegagalan menjaga disiplin tidak hanya merusak peluang dalam satu pertandingan, tetapi juga memengaruhi performa jangka panjang. Jika hal ini terus dibiarkan, Arsenal bisa kehilangan lebih banyak poin yang sangat berharga dalam perebutan gelar Premier League. Arteta perlu segera menanamkan kedisiplinan yang lebih kuat di timnya untuk menghindari kesalahan yang berulang.
Dengan musim yang masih berada di tahap awal, Arsenal memiliki waktu untuk memperbaiki diri. Namun, jika masalah kartu merah ini tidak segera diatasi, tekanan akan semakin besar seiring berjalannya waktu. Setiap poin yang hilang bisa menjadi penentu dalam perebutan gelar, terutama ketika bersaing dengan tim kuat seperti Manchester City. Arsenal harus segera bangkit dan menunjukkan bahwa mereka bisa tetap tenang dan disiplin di lapangan, karena itu akan menjadi kunci kesuksesan mereka musim ini.
Arsenal Dibawah Asuhan Arteta Terus Alami Penurunan Disiplin
Arsenal di bawah asuhan Mikel Arteta tampaknya terus mengalami masalah kedisiplinan yang berulang. Bukan hanya dalam beberapa pertandingan terakhir, tetapi pola kartu merah ini telah terlihat sejak awal kepemimpinan Arteta. Anda sedang mencari situs bermain casino online dikarenakan sulit bepergian ke luar negeri atau daerah casino? Anda ingin bermain casino dengan penawaran bonus awal terbesar di indonesia? Bonus selamat datang 168% untuk pecinta casino online di situs paling rekomendasi SBOTOP. SBOTOP cocok menjadi situs bertauh casino online terbaik dengan popularitas terbaik di dunia. Ayo gabung SBOTOP dan klaim bonus casino online nya hari ini. Pada awal tahun 2022, Arsenal menerima tiga kartu merah dalam empat pertandingan, salah satunya terjadi pada Hari Tahun Baru ketika Gabriel diusir dalam laga melawan Manchester City. Hal ini kemudian diikuti dengan kartu merah untuk Granit Xhaka dan Thomas Partey di semifinal Carabao Cup melawan Liverpool. Pola serupa terus berlanjut dan menjadi masalah besar bagi Arteta.
Masalah kedisiplinan ini tampaknya menjadi sesuatu yang mengakar di Arsenal, terutama di laga-laga penting. Januari 2020 menjadi bulan kelam bagi Arsenal, ketika dua kartu merah diberikan dalam waktu hanya 10 hari. Pierre-Emerick Aubameyang diusir keluar lapangan saat bertemu Crystal Palace, sementara David Luiz harus meninggalkan pertandingan lebih awal saat melawan Chelsea. Insiden-insiden ini tak hanya merusak performa tim di pertandingan-pertandingan tersebut, tetapi juga menciptakan beban tambahan dalam upaya mereka untuk bersaing di papan atas.
Granit Xhaka, yang terkenal dengan gaya bermainnya yang keras, kembali menjadi pusat perhatian pada akhir tahun 2020. Dalam rentang waktu tiga hari, Xhaka dan Gabriel mendapatkan kartu merah dalam pertandingan liga melawan Burnley dan Southampton. Dua kartu merah berturut-turut ini membuat Arsenal harus bermain dengan 10 orang di dua laga penting, yang tentunya merugikan tim dalam hal perolehan poin. Pola kartu merah ini memberikan tekanan besar pada Arteta dan para pemain, serta menimbulkan pertanyaan tentang kontrol emosi tim di lapangan.
Menghadapi lawan-lawan berat di Premier League, ketidakdisiplinan semacam ini jelas akan membuat Arsenal semakin sulit bersaing. Setiap kartu merah tidak hanya memengaruhi hasil pertandingan secara langsung, tetapi juga memberikan beban tambahan di laga-laga berikutnya dengan absennya pemain-pemain kunci. Situasi ini membutuhkan perhatian serius dari Arteta untuk memastikan bahwa para pemainnya dapat tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi dalam situasi krusial.
Penting bagi Arsenal untuk belajar dari kesalahan masa lalu dan menghentikan pola berulang ini. Jika tidak, mereka akan terus kehilangan poin berharga dan menghadapi tantangan yang lebih besar dalam upaya mereka untuk meraih prestasi. Arteta harus fokus pada peningkatan kedisiplinan timnya, bukan hanya dari segi taktik tetapi juga dari sisi mentalitas. Hanya dengan disiplin yang kuat, Arsenal bisa berharap untuk bersaing di puncak klasemen dan meraih hasil yang diinginkan di musim ini.
Arsenal Punya Sejarah Panjang Masalah Kartu Merah
Arsenal tampaknya memiliki sejarah panjang dengan masalah kartu merah, yang sudah dimulai sejak era Arsene Wenger. Di bawah Mikel Arteta, situasi ini terus berlanjut dengan tim menerima 18 kartu merah di Premier League sejak kedatangannya ke London utara. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan klub Premier League lainnya, dan menjadi cerminan dari masalah kedisiplinan yang seolah-olah melekat pada Arsenal. Dua kartu merah yang diterima pada babak pertama musim ini menyamai total kartu merah dari 19 klub Premier League lainnya secara keseluruhan.
Masalah kartu merah di Arsenal bukanlah fenomena baru. Di bawah Wenger, terutama pada tahun-tahun awal kedatangannya di klub pada 1996, timnya juga sering terlibat dalam insiden yang berujung pada kartu merah. Dalam enam musim pertamanya, Arsenal rata-rata menerima hampir lima kartu merah per musim, yang menunjukkan bahwa masalah kedisiplinan ini telah berlangsung cukup lama. Pada musim 2001-2002, ketika Arsenal meraih gelar ganda, mereka bahkan mendapat enam kartu merah, termasuk tiga kartu merah hanya dalam beberapa bulan pertama musim tersebut.
Sifat agresif dan terkadang ceroboh dari beberapa pemain kunci Arsenal selama bertahun-tahun, seperti Patrick Vieira dan Martin Keown, juga menjadi faktor yang berkontribusi pada tingginya jumlah kartu merah ini di masa lalu. Di bawah Arteta, meskipun ada perubahan besar dalam gaya bermain dan pendekatan taktik, masalah disiplin tampaknya masih menjadi bayang-bayang yang sulit dihilangkan. Hal ini tentu saja menghambat kemampuan Arsenal untuk bersaing secara konsisten di papan atas Premier League.
Dengan pola ini yang terus berlanjut di era Arteta, menjadi penting bagi Arsenal untuk menemukan cara agar masalah kedisiplinan dapat segera diperbaiki. Setiap kartu merah tidak hanya merusak dinamika tim di lapangan, tetapi juga memberi kerugian besar dalam hal hasil pertandingan. Untuk bisa bersaing dengan tim-tim elit Premier League seperti Manchester City dan Liverpool, Arsenal harus memastikan bahwa mereka bisa mengontrol emosi dan tampil dengan disiplin yang lebih baik di setiap pertandingan.
Baca Juga :